Jumat, 10 Februari 2012

Apakah Hubungan Seks Diluar Nikah itu Salah? Apakah Kita Perlu Hidup dalam Penyangkalan Diri?

T:  "Apakah hubungan seks diluar nikah itu salah? Mengapa setiap hal yang menarik dan menyenangkan selalu salah menurut orang Kristen? Mengapa Allah yang kasih harus mengatakan bahwa saudara tidak boleh melakukan hal-hal yang menyenangkan?"
J kita:  Pikirkan ini, apakah menyetir mobil sesuatu yang salah? Tidak. Apakah menyetir mobil bagi seorang anak berusia 13 tahun adalah sesuatu yang salah? Ya. Bagi seorang anak usia 13 tahun itu hal yang menarik dan menyenangkan, tetapi itu sangat berisiko bagi hidupnya dan orang lain.

Apakah hubungan seks yang menyenangkan antara suami dan istri adalah salah? Tidak. Apakah hubungan seks itu salah jika dilakukan dengan pasangan orang lain? Ya. Mungkin itu menarik dan menyenangkan tetapi seringkali hal hal itu menimbulkan penderitaan yang dalam bagi pasangan itu dan anaknya nanti.
Kita senang untuk menentukan apa yang benar dan salah menurut apa yang kita inginkan. Itulah sifat manusia. Jika kita ingin berhubungan seks dengan seseorang, kita ingin membuat standar kita sendiri. Seringkali standar kita adalah jika mereka tidak menikah itu boleh. Tetapi bagaimana akibatnya jika orang lain memiliki resiko suatu penyakit yang menular? Itu akan menjadi tidak jelas. Bagaimana akibatnya jika orang itu hamil dan menghadapi keputusan yang sulit untuk melakukan aborsi? Tidak jelas juga. Bagaimana jika orang tersebut adalah saudaranya? Bagaimana jika orang tersebut memiliki jenis kelamin yang sama? Bagaimana jika seks itu untuk di bayar? Bagaimana jika seks tersebut untuk pornografi? Bagaimana jika itu melibatkan anak-anak?
Apa yang menarik dan menyenangkan bagi seseorang mungkin akan di pandang salah oleh orang lain. Betul? Dimanakah orang dapat menentukan hal yang baik dan salah?
Allah yang maha kasih telah memberikan hikmatNya dalam hidup kita. Dia mengatakan bahwa dosa adalah sesuatu yang menyenangkan untuk sesaat. Mungkin tidak ada dosa yang tidak menyenangkan untuk sesaat. Tetapi kesenangan tidak dapat menjadi standar kita satu-satunya untuk membuat suatu keputusan. Bayangkan bagaimana kesenangan itu akan benar-benar menjadi pukulan bagi seorang adik laki-laki atau perempuan pada saat itu. Hal-hal yang menyenangkan hanya untuk sesaat saja, tetapi kita harus dapat menahannya karena kesenangan itu bukanlah penuntun kita.
Tuhan ingin agar kita dapat menjaga diri dari masalah-masalah yang mengerikan yang dapat membuat kita membuat suatu keputusan yang bodoh. Sesungguhnya Dia mengasihi kita dan ingin melindungi kita dari keputusan dan kebiasaan yang akan merusak hidup kita atau bahkan hidup orang lain.
Mengapa Tuhan (yang menciptakan seks) membatasi hubungan seks dalam pernikahan? Apakah itu untuk merusak kesenangan orang atau mungkin untuk melindungi suatu pasangan untuk menikmati tingkat keintiman yang paling dalam, yang hanya disediakan untuk satu sama lain? Ketika Tuhan memberikan kita tuntunan, Dia memiliki alasan yang tulus dan didorong oleh kasihNya bagi kita.
Biasanya orang hanya melakukan hubungan seks untuk kegembiraan dan kesenangan sesaat, tetapi bagaimana akibatnya jika ada sesuatu yang lebih berharga dibanding kesenangan sesaat tersebut? Bukankah saudara juga akan memperlakukan orang lain dengan nilai yang lebih besar, seperti martabat, kebanggan diri? Barangkali Tuhan berpikir bahwa hubungan dapat manjadi lebih intim, aman dan lebih kuat jika mereka membangunnya pada sesuatu yang lebih penting dibanding hubungan seksual. Apapun yang menjadi alasan Tuhan, hikmatNya melebihi kita dan Dia dapat dipercayai. Dan kita akan dapat melihat nilai-nilai dalam mengikut Dia.


Sumber>>>

 http://mahasiswakeren.com/artikel/720apakah.html

0 komentar:

Posting Komentar

Comments

Pencarian

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates