Senin, 18 April 2011

Bagaimana Jika Saya Tidak Menerima atau Menolak Tuhan?



Bagaimana Jika Saya Tidak Menerima atau Menolak Tuhan?

T:  "Bagaimana jika aku tidak menerima Tuhan, tapi juga tidak menolakNya? Jika aku tidak mengatakan bahwa tidak ada Tuhan, tapi aku juga tidak menegaskan bahwa Dia sungguh ada?"
J kita:  Mungkin semua itu tergantung pada apa yang sungguh saudara tahu dalam hatimu. Dengan kata lain, saudara dapat suatu hari berdiri di hadapan Tuhan dan berkata "Tapi, aku tidak pernah tahu bahwa Engkau ada!" Dan Dia mungkin menjawab "Ya, saudara tahu". Aku tahu pasti, saudara mengetahuinya. Jauh di dalam hatimu saudara tahu bahwa aku sungguh ada. Aku tahu karena Aku memberikan pengenalan itu di sana. Saudara tidak pernah sungguh-sungguh ingin mengenalKu, jadi saudara menolak untuk mengakui bahwa Aku ada. Saudara tidak mempedulikan informasi yang Aku berikan, tapi, pengenalan itu tetaplah di sana".
Lebih dari mungkin, kita bertanggung jawab untuk apa yang kita tahu. Pertanyaan sebenarnya adalah apa yang sungguh-sungguh kita tahu? Seberapa banyak pengenalan yang Tuhan tempatkan di hati kita? Apapun itu, kita terpanggil untuk meresponinya. Dan mungkin banyak hal yang tidak kita akui. Alkitab mengatakan bahwa hati manusia itu licik melebihi segalanya (Yeremia 17:9)
Mungkin pertanyaan-pertanyaanmu adalah "Bagaimana jika aku hanya sekedar tahu dan tidak pernah membuat suatu keputusan? Baiklah, jika saudara benar-benar tidak punya informasi lebih lanjut. Namun, Alkitab mengatakan bahwa keberadaan Tuhan dibuktikan oleh kerumitan dunia di sekitar kita, dan karenanya kita bertanggungjawab untuk tahu bahwa Dia ada. Karena penciptaan dunia merupakan kemampuan Tuhan yang tidak bisa kita lihat--kekuatan kekalNya dan ketuhananNya--telah terlihat jelas, dimengerti dari apa yang telah diciptakan, sehingga manusia tidak memiliki perkecualian apapun (Roma 1:20)
Dan bagaimana jika melampaui hal-hal itu? Banyak orang mengatakan bahwa mereka merasakan, selama bertahun-tahun, ketuka Tuhan di hati mereka, mencoba untuk masuk. Jika hal itu benar untuk seseorang, (dan Tuhan tahu), dan, tidak membuat keputusan akan menjadi sama dengan menolakNya. Jika Dia ingin masuk ke dalam hati kita, tidak aka nada zona abu-abu.
Kemudian, ada juga pribadi Yesus Kristus. Orang ini diklaim sebagai Tuhan, membuat banyak mujizat untuk membuktikan ketuhananNya, mati untuk dosa-dosa kita, bangkit dari kematian, dan meninggalkan sebuah cerita utnuk kita ketahui. Dia adalah orang yang sama yang berkata "Siapa tidak bersama Aku melawan Aku" Dengan Yesus, saudara tidak dapat hanya sekedar tahu". Dia tidak memberi pilihan itu.
Hal lain untuk dipikirkan: Hal paling utama dalam hidup ini mungkin adalah membuat sebuah keputusan untuk menerima atau menolak Tuhan. Jika ini masalahnya, mungkin mustahil untuk tidak membuat suatu keputusan. Dengan kata lain, jika kita tidak berkata "ya" kepada Tuhan, kita telah berkata "tidak"

Sumber...>>>>>>
http://mahasiswakeren.com/artikel/701bagaimana.html

0 komentar:

Posting Komentar

Comments

Pencarian

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates